Assalamualaikum. ^^,
PALEMBANG - Walaupun sudah 67 merdeka,Indonesia nyatanya masih mengalami Krisis kepemimpinan.Tema tersebut dibahas dalam launching sekaligus diskusi buku berjudul “Kepemimpinan Alternatif” di Aula SMKN 3 Palembang, kemarin (15/12).
Diskusi bertajuk “Belajar merawat Indonesia untuk Kepemimpinan Alternatif” itu dihadiri Ketua Dompet Dhuafa Pusat Edi Nugraha, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Riza Pahlevi, dan perwakilan aktivis serta salah satu penulis buku asal Palembang. Dalam diskusi tersebut terungkap Indonesia membutuhkan pemimpin alternatif. Pemimpin tersebut tidak harus dari partai tapi yang terpenting mau mengedepankan proses nilai.
Pemimpin seperti itu dapat lahir dari masyarakat Indonesia, kalangan kampus maupun entrepreneurship.Mereka juga harus memiliki sifat yang amanah, berintegritas dan profesional. “Pemimpin itu bisa dari mana saja,asalkan proses yang dilakukan memiliki nilai. Misalnya dari kampus yang berintegritas. Jadi akan lahir pemimpin yang mendidik dan banyak gagasan dan ide segar,” ujarnya.
Sementara itu,Kepala Disdikpora Kota Palembang Riza Pahlevi mengatakan, saat di dalam lingkungan kampus, umumnya cikal bakal pemimpin alternatif banyak bermunculan dengan idealisme yang kuat. Sayangnya setelah dirangkul, mereka justru terjebak dan kalah di dalam sistem. ”Nah karena itu kalian harus lakukan perubahan,cerna sedapat mungkin tuntutan masyarakat secara objektif. Makanya buku-buku seperti ini harus di-support,”ujar Riza. Menurut Riza, pemimpin alternatif yang menjadi harapan rakyat,setidaknya harus memiliki lima kriteria mendasar.
Di antaranya memilki sifat jujur, berkomitmen, punya integritas dan amanah. Dengan keriteria dasar kepemimpinan seperti itu, Riza optimistis kekurang sempurnaan UU bisa diatasi sehingga Indonesia tetap dapat menjadi negara yang maju. Sementara itu, mantan aktivis, Yudha Mahrom mengungkapkan, sejak berdiri puluhan tahun silam Indonesia sebenarnya sudah memiliki berbagai macam kriteria pemimpin negara.Mulai dari yang pintar beretorika,otoriter,dan cerdas.
“Kita pernah punya pemimpin- pemimpin seperti itu. Nah untuk menemukan pemimpin alternatif itu kita harus sabar,”jelas dia. Menurut Yudha,sebagai generasi penerus, akan ada saatnya pemuda maju kedepan menjadi pemimpin alternatif yang dibutuhkan. Untuk menyiapkan hal itu,saat ini mahasiswa harus mulai mempersiapkan diri dengan matang.
sumber : Mahasiswa Diajak Jadi Pemimpin Alternatif
so, what is your responsibility as a student? ;)
PALEMBANG - Walaupun sudah 67 merdeka,Indonesia nyatanya masih mengalami Krisis kepemimpinan.Tema tersebut dibahas dalam launching sekaligus diskusi buku berjudul “Kepemimpinan Alternatif” di Aula SMKN 3 Palembang, kemarin (15/12).
Diskusi bertajuk “Belajar merawat Indonesia untuk Kepemimpinan Alternatif” itu dihadiri Ketua Dompet Dhuafa Pusat Edi Nugraha, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Riza Pahlevi, dan perwakilan aktivis serta salah satu penulis buku asal Palembang. Dalam diskusi tersebut terungkap Indonesia membutuhkan pemimpin alternatif. Pemimpin tersebut tidak harus dari partai tapi yang terpenting mau mengedepankan proses nilai.
Pemimpin seperti itu dapat lahir dari masyarakat Indonesia, kalangan kampus maupun entrepreneurship.Mereka juga harus memiliki sifat yang amanah, berintegritas dan profesional. “Pemimpin itu bisa dari mana saja,asalkan proses yang dilakukan memiliki nilai. Misalnya dari kampus yang berintegritas. Jadi akan lahir pemimpin yang mendidik dan banyak gagasan dan ide segar,” ujarnya.
Sementara itu,Kepala Disdikpora Kota Palembang Riza Pahlevi mengatakan, saat di dalam lingkungan kampus, umumnya cikal bakal pemimpin alternatif banyak bermunculan dengan idealisme yang kuat. Sayangnya setelah dirangkul, mereka justru terjebak dan kalah di dalam sistem. ”Nah karena itu kalian harus lakukan perubahan,cerna sedapat mungkin tuntutan masyarakat secara objektif. Makanya buku-buku seperti ini harus di-support,”ujar Riza. Menurut Riza, pemimpin alternatif yang menjadi harapan rakyat,setidaknya harus memiliki lima kriteria mendasar.
Di antaranya memilki sifat jujur, berkomitmen, punya integritas dan amanah. Dengan keriteria dasar kepemimpinan seperti itu, Riza optimistis kekurang sempurnaan UU bisa diatasi sehingga Indonesia tetap dapat menjadi negara yang maju. Sementara itu, mantan aktivis, Yudha Mahrom mengungkapkan, sejak berdiri puluhan tahun silam Indonesia sebenarnya sudah memiliki berbagai macam kriteria pemimpin negara.Mulai dari yang pintar beretorika,otoriter,dan cerdas.
“Kita pernah punya pemimpin- pemimpin seperti itu. Nah untuk menemukan pemimpin alternatif itu kita harus sabar,”jelas dia. Menurut Yudha,sebagai generasi penerus, akan ada saatnya pemuda maju kedepan menjadi pemimpin alternatif yang dibutuhkan. Untuk menyiapkan hal itu,saat ini mahasiswa harus mulai mempersiapkan diri dengan matang.
sumber : Mahasiswa Diajak Jadi Pemimpin Alternatif
so, what is your responsibility as a student? ;)
No comments:
Post a Comment